PUISI DU FU ALUSI KONFUSIANISME DAN REALISME Penyair Dinasti Tang
PUISI DU FU ALUSI KONFUSIANISME DAN REALISME Penyair Dinasti Tang

Segera Terbit !!!

Perjalanan yang sangat panjang telah saya lalui sebelum memutuskan untuk menerbitkan
tulisan ini. Seperti halnya menulis larik-larik puisi, suasana hati dan situasi yang tepat merupakan
suatu syarat tak tertulis untuk melahirkan inspirasi. Ketika membacanya kembali, saya menyadari
bahwa tulisan ini lahir dari suatu inspirasi untuk menciptakan kembali realita masa lampau di era
dinasti Tang dalam laras keindahan puisi dari seorang penyair yang kawakan pada jamannya.
Karya-karya puisi Cina yang berkisah tentang perjalanan seorang penyair ratusan tahun yang lalu
ini merupakan karya realis yang menunjukkan keindahan diksi, kekuatan kata, dan kesaksian sejarah
pada suatu masa. Puisi- puisi inspiratif yang mampu menguak kehidupan pada masa dinasti Tang
(618-917 M) tidak seharusnya hanya disimpan dalam rak atau perpustakaan, demikian benak saya
berbicara. Oleh sebab itu, sambil menelusuri kata demi kata yang pernah saya rangkai ketika saya
masih sangat muda, saya ingin karya ini dibaca oleh kalangan yang lebih luas dan bukan hanya
tergeletak di rak buku atau perpustakaan, dan hanya dibaca oleh mereka yang tengah melakukan
penelitian saja. Sambil melihat kekurangan di sana sini, saya termotivasi untuk menulis ulang skripsi
saya dan menyempurnakannya dengan pengetahuan yang saya miliki saat ini. Saya memberi
sentuhan kebaruan, menambahkan latar historis dengan data yang lebih lengkap, menambahkan
puisi-puisi yang belum dibahas dalam tulisan sebelumnya, menyusun kategorisasi dalam payung
subtopik, menajamkan analisis, menambahkan penjelasan di sana sini dari bahan referensi terkini,
dan memberinya penghargaan yang lebih besar dengan menerbitkannya menjadi sebuah buku.
Puisi adalah kata-kata yang mengalir bersama inspirasi yang mengawalnya, memaparkan
sesuatu dalam kepekaan rasa penulisnya, dan kekayaan pilihan katanya. Sebagai bagian dari
karya sastra, puisi tidak selalu mengungkapkan kerapuhan, kelemahan, kekecewaan, atau melulu
kecengengan. Puisi dapat menjadi penyampai kritik, realitas, potret sosial. Kepandaian seorang
penyair menggunakan diksi dalam merangkai larik puisi adalah suatu talenta yang tidak dimiliki
oleh setiap orang. Ketika kata dapat berbicara, bahkan menyentuh rasa pembacanya, di sanalah
kekuatan sastra. Sastra menggunakan bahasa sebagai alat untuk merefleksikan banyak hal, kejadian,
peristiwa, melalui cara yang berbeda dengan gaya bicara biasa, gaya tulis biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *