SEGERA TERBIT
Implantasi Koklea: Peluang Anak Tuli Kongenital menjadi Insan Indonesia yang Unggul
Penulis: Ratna Dwi Restuti
Anak dengan tuli kongenital akan mengalami defisit pendengaran sejak lahir yang apabila tidak diketahui dan tidak mendapatkan tata laksana secara optimal pada fase golden period, maka akan berdampak pada kemampuan berbicara, berkomunikasi, pengetahuan, perkembangan sosial emosional, dan kualitas hidup di masa depan.
Mengingat tingginya angka tuli kongenital di Indonesia, maka sangatlah penting untuk melakukan deteksi dini pada seluruh bayi baru lahir. Prosedur Early hearing detection and intervention (EHDI) yang dimulai sejak skrining bayi baru lahir dan intervensi sedini mungkin dapat memberikan dampak positif bagi anak yang terlahir tuli kongenital. Tujuan EHDI ialah memastikan seluruh bayi baru lahir untuk dideteksi sedini mungkin serta mendapatkan intervensi sedini dan seoptimal mungkin, tidak lebih dari usia 3-6 bulan.
Perjalanan menuju “Indonesia Merdeka Mendengar” memang masih sangat panjang. Di masa mendatang, diharapkan program skrining untuk deteksi dini anak tuli kongenital dan penanganannya dapat dilakukan dengan lebih maksimal, pemanfaatan kemajuan teknologi juga ditingkatkan, serta terciptanya sumber daya yang mumpuni, sehingga mampu mendirikan sentra pelayanan implantasi koklea yang terpadu. Semoga seluruh pihak secara bersama-sama dapat mengembangkan program implantasi koklea dan menyempurnakan pelayanan kesehatan telinga tanpa mengenal lelah. Bagi para anak tuli kongenital, diharapkan dengan menjalani implantasi koklea, mereka mampu bersaing dan berfungsi layaknya mereka yang tidak memiliki gangguan pendengaran. Dengan bekerjasama dengan semua pihak yang terkait, anak tuli kongenital diharapkan mendapatkan kesempatan dan kesetaraan akses baik pada diagnosis dan tatalaksana, sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi insan yang unggul.
