Segera Terbit
Riset Pemetaan Kerentanan Sosial-Ekonomi Nelayan Kecil Terkait Dampak Perubahan Iklim, Akses Terhadap Energi (BBM) dan Akses Wilayah Tangkap
Studi Kasus: Aceh Selatan (Aceh), Pemalang (Jawa Tengah), Pangkep (Sulawesi Selatan) dan Ambon (Maluku)
Tim Penulis:
1. Dr. Sartika Djamaluddin, S.E., M.Si
2. Mida Saragih S.I.P,.M.H,
3. Intan Roihatul Jannah Hasly
Sebagai negara maritim, sektor perikanan yang masuk dalam sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Sektor perikanan menjadi rumah tempat bergantungnya lebih dari 2,9 juta nelayan di Indonesia (2021). Sektor perikanan adalah sektor yang tangguh. Sebab, selama masa pandemi 2020 – 2022, sektor ini berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) dengan tumbuh rata-rata 2,7% per tahun. Namun, tren pertumbuhan positif ini tidak lantas membuat nelayan menjadi sejahtera. Tingginya angka kemiskinan nelayan di tengah ancaman perubahan iklim, gangguan pada wilayah kelola dan sulitnya mengakses BBM dikhawatirkan semakin memperparah kondisi kesejahteraan nelayan.
Sebagai bagian dari upaya mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam proses transformasi pembangunan Indonesia, serta bagian dari upaya mendorong terciptanya kegiatan penelitian yang berdampak sosial, maka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, yang diwakili oleh Dr. Sartika Djamaluddin, SE, MSi, bersinergi dengan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) bersama EcoNusa menggagas penelitian bersama untuk memetakan dan mengenali sumber-sumber kerentanan sosial ekonomi nelayan. Penelitian yang berlangsung selama kurun 5 bulan per Mei 2023 ini dilaksanakan di empat wilayah, yakni; Kabupaten Pemalang, Kota Ambon, Kabupaten. Aceh selatan dan Kabupaten Pangkep. Penelitian ini menyertakan 229 responden nelayan tradisional binaan KNTI. Pada penelitian ini ada tiga temuan utama; pertama, studi ini berhasil menghitung indeks kerentanan sosial ekonomi nelayan yang menjadi acuan untuk memetakan derajat kerentanan sosial ekonomi nelayan antar wilayah. Kedua, studi ini juga berhasil mengidentifikasi sumber-sumber kerentanan sosial ekonomi nelayan berdasarkan sumber ancaman. Ketiga, studi berhasil mengidentifikasi determinan kerentanan sosial ekonomi. Temuan-temuan tersebut diharapkan dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan pemerintah terkait dengan kebijakan mitigasi, penanganan, dan perlindungan nelayan tradisional untuk menghadapi ancaman perubahan iklim, gangguan wilayah Kelola nelayan dan sulitnya akses BBM.