Hipersensitivitas Obat

Segera Terbit

Hipersensitivitas Obat

Penulis:
Heru Sundaru
Zakiudin Munasir
Iris Rengganis
Gatot Soegiarto
Windy Keumala Budianti
Stevent Sumantri
Anshari Saifuddin

Obat merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan, diagnosis, dan
terapi, sehingga topik bahasan hipersensitivitas obat tidak hanya mencakup
senyawa yang kita gunakan sebagai terapi, namun juga termasuk zat kontras
dan vaksin. Reaksi hipersensitivitas merupakan bagian reaksi simpang obat
(RSO), yang oleh WHO didefinisikan sebagai “sebuah reaksi terhadap obat
yang menyebabkan cedera dan terjadi pada dosis yang biasa digunakan
untuk pencegahan, diagnosis atau terapi, atau untuk modifikasi fungsi
fisiologis”. Saat ini, karena semakin berkembangnya pemahaman mengenai
patomekanisme RSO, penting untuk menggunakan istilah hipersensitivitas
untuk reaksi simpang yang tidak berkaitan dengan farmakodinamik/
farmakokinetik (reaksi tipe B). Istilah alergi obat, sebaliknya, digunakan untuk
merujuk kepada bagian reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh reaksi
imunologis(penjelasan lebih lanjut di bab patomekanisme dan klasifikasi).

Seiring dengan perkembangan medis modern dan cepatnya perkembangan
terapi serta prosedur diagnosis, menjadikan reaksi hipersensitivitas obat
sebagai permasalahan medis yang semakin penting dan berdampak terhadap
usia dewasa dan anak-anak. Namun demikian, meskipun pemahaman
patomekanisme biomolekuler reaksi hipersensitivitas obat telah mengalami
kemajuan pesat, kondisi tersebut tetap kurang dikenali dan tidak terdiagnosis
dengan baik. Hal tersebut antara lain karena sebagian besar diagnosis dan
tata laksana reaksi hipersensitivitas obat belum terstandarisasi dan umumnya
hanya berdasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisis (akurasi kurang
baik). Beberapa pemeriksaan penunjang seperti basophil activation test dan
t-cell transformation test dapat memberikan diagnosis akurat dan tepat,
meski sebagian besar masih diterapkan dalam ranah penelitian dan belum
menyentuh aplikasi klinis sehari-hari.

Reaksi hipersensitivitas obat masih menjadi penyebab utama morbiditas baik
pada orang dewasa maupun anak-anak, begitu juga pada keadaan rawat
jalan maupun rawat inap. Pada pasien rawat inap, reaksi hipersensitivitas
obat juga dapat menyebabkan peningkatan biaya pengobatan dan lama
perawatan, sedangkan pada pasien rawat jalan menyebabkan kualitas hidup
pasien dapat menurun.

Buku ini merupakan hasil penulisan dari banyak penulis yang ahli di bidang terkait, khususnya
alergi imunologi. Prevalensi reaksi hipersensitivitas di dunia cukup tinggi
mencapai, pada suatu pustaka dikatakan mencapai 7% dari populasi dunia.
Namun, nilai ini mungkin hanya berupa fenomena gunung es, dimana
kasus yang terlapor mungkin baru sangat sedikit. Selain itu, misdiagnosis
pada pasien terkait, baik underdiagnosis maupun overdiagnosis masih menjadi
masalah utama untuk tenaga kesehatan disebabkan sulitnya menegakkan
diagnosis pasti pada reaksi hipersensitivitas obat. Reaksi hipersensitivitas
obat juga dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan pada pasien. Pada
pasien rawat inap, reaksi hipersensitivitas obat dapat meningkatkan biaya
pengobatan yang signifikan beserta lama perawatan di rumah sakit.
Buku ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan tenaga kesehatan
mengenai hipersensitivitas obat. Penyusunan buku ini sebenarnya sudah
mulai pada tahun 2020, namun terkendala akibat pandemi COVID-19 serta
hambatan lainnya. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
para penulis yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Buku
ini melibatkan berbagai macam ahli dalam bidangnya sehingga diharapkan
masalah hipersensitivitas obat ini dapat ditangani secara holistik. Buku yang
telah disusun ini tentu masih banyak kekurangan dan diharapkan dapat
diperbaiki maupun diperbaharui sesuai dengan pustaka dan pedoman yang
terbaru di kemudian hari.

About the Author: admin

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *