Segera Terbit
Less for More, Value for Many: Meninjau Kembali Teori Umum Pemasaran
Penulis : Rizal Edy Halim
Disiplin pemasaran merupakan satu dari sekian disiplin yang sangat dinamis. Kedinamisan disiplin pemasaran ini sangat ditentukan oleh perubahan lingkungan dan perkembangan peradaban manusia. Di era transformasi digital, disiplin pemasaran tidak lagi sekadar ilmu distribusi, menjual, iklan, promosi, dan sebagainya, tetapi juga menjadi salah satu ilmu yang diharapkan dapat memperbaiki peradaban masyarakat. Melalui aktivitas pemasaran, peradaban masyarakat terus berkembang, kualitas hidup semakin membaik, dan kesejahteraan juga meningkat. Para aktor dalam kegiatan pemasaran baik pemasar (individu dan organisasi), pembuat kebijakan (pemerintah), dan piranti lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran perlu memutakhirkan pandangannya merespons dinamika ini. Meskipun tidak dapat disangkal, bahwa di era transformasi digital, kegiatan pemasaran berlaku pula situasi Janus-Faced yang juga memerlukan strategi mitigasi yang komprehensif.
Transformasi digitali menjadi media yang massif dan inklusif, digunakan oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan tanpa mengenal status, pendidikan, jabatan, usia, jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama dan sebagainya. Digitalisasi telah memberi ruang yang besar tidak hanya bagi kehidupan/kualitas hidup masyarakat, perilaku manusia juga berubah termasuk perilaku dalam memenuhi kebutuhannya, merubah secara radikal lanskap bisnis, sejumlah model bisnis baru berkembang; dan industri baru bermunculan.
Meredupnya sejumlah bisnis konvensional yang merajai dunia dalam beberapa dekade ini mengkonfirnasi gelombang perubahan yang terus melaju cepat. Hegemoni perusahaan-perusahan raksasa dunia seperti Exxon, BP, Petrobras, Petro China, Citicorp, Coca Cola, dalam dua dekade terakhir tidak lagi mendominasi The Top 10 Biggest Company atau The Top 10 Most Valuable Brands yang dikeluarkan oleh Forbes. Pada saat yang sama bermunculan entitas baru dengan model bisnis yang ramping (lean) dengan inovasi-innovasi layanan dengan memanfaatkan transformasi digital, antara lain Apple, Tesla, Google, Amazon, Facebook, dan lain sebagainya. Apple menawarkan layanan operating system yang handal dan terintegrasi dengan sistem layanan lainnya yang dimiliki; Tesla menawarkan inovasi green technology dengan sejumlah inovasi digital di dalamnya seperti fitur autopilot, sensor ultrasonic, dll; Facebook menawarkan layanan media sosial bagi komunitas hingga mengembangkan berbagai teknologi imersif melalui induknya Meta Corp; Google, mesin pencari (search engine) yang membuat msn dan yahoo menjadi tidak relevan; Amazon toko ritel online terbesar dunia yang menawarkan pengalaman belanja online yang terintegrasi dan memudahkan pencarian pelanggan dengan berbagai fitur yang memberi pengalaman menarik bagi pelanggan. Mereka masuk ke pasar dengan cepat, bergerak sangat lincah, dan usianya pun relatif muda (didirikan di akhir 90an atau awal 2000an).
Seperti halnya transformasi digital yang memberi dampak luas khususnya efisiensi penggunaan sumber daya dan boosting produktivitas, value exchange hadir dengan konstruksi pola yang baru, value network-nya juga semakin fleksibel, dan manfaat kepada society juga semakin meningkat. value exchange hadir dengan evolusi yang panjang dan berkembang di berbagai fenomena. Eksistensinya juga lebih mudah dipahami, dimengerti, dijelaskan dan menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Sifat kelenturan value exchange dalam merangkai dan membangun keterhubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya jugamendorong exponential results.