Asal-usul Manusia Pertama di Bumi

Segera Terbit

Asal-usul Manusia Pertama di Bumi

Penulis : Ali Akbar


Apa pertanyaan terbesar sejak dulu sampai kini? Pastinya, itu merupakan pertanyaan yang banyak diajukan manusia. Salah satu pertanyaan terbesar manusia justru mengenai asal usul manusia!
Satu pertanyaan tersebut sesungguhnya mengandung dua pertanyaan yang mesti dijawab terlebih dahulu. Apa definisi atau syarat sesuatu dapat disebut sebagai manusia? Siapa manusia pertama di bumi?
Tulisan ini merupakan hasil penelitian dengan landasan ilmiah. Sebelum ditampilkan menjadi tulisan, tentu telah dilakukan suatu penelitian berdasarkan metodologi tertentu. Metodologi penelitian perlu dibahas tersendiri agar pembaca dapat melihat dan memahami berbagai uraian dan akhirnya kesimpulan tulisan ini.
Pertanyaan mengenai asal usul manusia pertama telah coba dijawab berbagai pihak dari masa ke masa. Ada pun ilmu dan cara atau metodologi penelitian yang digunakan kalangan sebelumnya cukup beragam. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan metodologi penelitian yakni upaya ilmiah menggunakan penalaran tertentu yang dirumuskan dalam bentuk rangkaian ilmu dan tahapan untuk menjawab permasalahan menggunakan seperangkat teori, metode, dan fakta atau fenomena tertentu.

Selama ini, sedikitnya ada dua penalaran untuk menjawab asal usul manusia pertama. Pertama adalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dihasilkan dengan meneliti fenomena menggunakan sejumlah teori dan metode. Kedua adalah agama. Kajian agama misalnya terhadap buku yang oleh sebagian kalangan disebut kitab suci. Kajian misalnya menelaah teks baik kata maupun kalimat dan dalam beberapa juga melakukan kajian di lapangan terkait teks tersebut. Kedua penalaran tersebut oleh sebagian kalangan dipandang saling bertolak belakang. Kalangan ini menyatakan ilmu pengetahuan dan agama tidak pernah ada titik temu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penalaran ilmu pengetahuan ditambah dengan mengkaji Al-Qur’an. Dengan keterbatasan yang dimiliki, penulis hanya meneliti teks Al-Qur’an. Teks Al-Qur’an sebagai fenomena merupakan fakta karena dapat dilihat dan dapat disentuh atau dapat diamati dengan pancaindra. Teks Al-Qur’an dapat ditelusuri sampai yang paling awal dan penulis mengetahui bahasa sumbernya, sehingga tidak hanya bersandar pada terjemahan semata. Penalaran ilmu pengetahuan dengan meneliti fenomena tertentu lazim dalam kalangan ilmiah, salah satunya dalam penelitian arkeologi. Cabang arkeologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arkeologi Prasejarah (Prehistory) dan Arkeologi Al-Qur’an.

About the Author: admin

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *