Segera Terbit
Buku Ajar
Psikologi Positif
Penulis : Dra. Sugiarti, M.Kes, Psikolog
Psikologi positif merupakan salah satu aliran di dalam ilmu psikologi yang berfokus pada keadaan psikologi seseorang yang positif seperti kepuasan atau kegembiraan, traits atau kekuatan karakter individu, seperti altruisme, dan institusi sosial yang meningkatkan subjective well-being serta membuat hidup individu merasa paling berharga untuk dijalani.
Terdapat perbedaan antara aliran psikologi secara umum dan psikologi positif. Aliran psikologi secara umum berfokus pada pada perilaku negatif dan berbagai macam gangguan serta cara menyembuhkannya. Sedangkan, psikologi positif berfokus pada pengalaman dan karakter positif yang ada pada individu.
Psikologi positif berakar dari pemikiran filsuf-filsuf Yunani yang kebanyakan berpendapat bahwa manusia itu pada dasarnya positif dan bersifat sosial. Pemikiran tersebut kemudian didukung Aristoteles melalui konsep-konsep human nature yang memiliki rasio dan emosi positif. Akan tetapi, Thomas Hobbes, seorang filsuf Inggris pada tahun 1588-1679, memberi sanggahan pada konsep tersebut. Ia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya buruk dan tidak banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengubah hal tersebut. Seiring berjalannya waktu, pendapat Thomas Hobbes disanggah kembali oleh Rousseau (1712–1778), Spencer (1871–1939) dan McDougall (1820–1903). Diskursus mengenai human nature masih berlangsung sampai saat ini. Bahkan, pandangan bahwa manusia bersifat hedonis dan egois masih menjadi dasar banyak teori psikologi. Salah satu contohnya adalah teori motivasi manusia yang menyatakan bahwa manusia memiliki motivasi bawaan yang utama, yaitu self-interest, sedangkan motivasi sosial dan moral merupakan sesuatu yang dibentuk oleh lingkungan.
Martin P. Seligman pada tahun 1998 di pertemuan APA di San Francisco, yang terpilih menjadi Presiden APA pada tahun tersebut menetapkan bahwa tema psikologi di bawah kepemimpinannya adalah ‘Psikologi Positif’. Menurutnya, psikologi pada masa tersebut terlalu berfokus pada sisi negatif manusia. Sedangkan, sebagai cabang ilmu, psikologi juga sepatutnya berfokus sisi positif dan kekuatan manusia sebagai upaya pencegahan. Pada pertemua tersebut, pembahasan ilmu psikologi juga lebih fokus pada pencegahan, seperti upaya pencegahan depresi, penyalahgunaan zat, atau skizofrenia pada orang muda yang rentan dari sisi genetik dan bagaimana mencegah kekerasan pada anak-anak di sekolah. Penelitian tentang pencegahan pada akhirnya menemukan bahwa manusia memiliki kekuatan, seperti keimanan, harapan, dan optimisme, memiliki fungsi sebagai penyangga diri dari pengaruh negatif.
Setelah memahami psikologi positif, mahasiswa diharapkan mampu memahami secara lebih mendalam mengenai topik-topik inti yang dibahas dalam psikologi positif, menganalisis secara sederhana fenomena permasalahan psikologi di tingkat individu, kelompok, organisasi maupun masyarakat dengan menggunakan kacamata psikologi positif, serta mampu merancang program intervensi berdasarkan konsep-konsep psikologi positif. Mata kuliah Psikologi Positif menggunakan metode pembelajaran aktif, khususnya focus group discussion, flipped classroom, dan kuliah interaktif.