Perjalanan Satu Dekade KSS Indonesia: Kontribusi Bagi Tercapainya Pembangunan Berkelanjutan

Segera Terbit

Perjalanan Satu Dekade KSS Indonesia: Kontribusi Bagi Tercapainya Pembangunan Berkelanjutan

Penyusun
Tim Universitas Indonesia
Asra Virgianita, Ph.D. | Universitas Indonesia
Agung Nurwijoyo, M.Sc. | Universitas Indonesia
Kirana Virajati, S.Hub.Int. | Universitas Indonesia
Fraka Dawa Putra Agswenko | Universitas Indonesia
Siti Zahra Aqilahanif | Universitas Indonesia
Tim Pusat Strategi Kebijakan Multilateral
Leonard Felix Hutabarat | Pusat Strategi Kebijakan Multilateral
Lucky Nugraha | Pusat Strategi Kebijakan Multilateral
Andri Haekal Karnadibrata | Pusat Strategi Kebijakan Multilateral
Gede Resnadiasa | Pusat Strategi Kebijakan Multilateral
Naldo Helmys | Pusat Strategi Kebijakan Multilateral

Buku ini merangkum berbagai capaian Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) Indonesia selama satu dekade sejak Tim Koordinasi Nasional KSS (Tim Kornas KSS) resmi dibentuk melalui Kepmen PPN/Kepala Bappenas No. 67 Tahun 2011 tentang
Tim Koordinasi Pengembangan Kerja
Sama Selatan-Selatan pada tahun 2011 hingga tahun 2021. Usia sepuluh tahun memang relatif muda, tetapi sudah dapat menjadi momentum untuk membaca tolak ukur dari apa yang sudah dicapai. Tentunya, banyak aspek yang dapat ditelaah, sebagai catatan keberhasilan maupun catatan pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik.

Untuk itu buku “Reviu Kebijakan Kemitraan: Perjalanan Satu Dekade KSS Indonesia – Kontribusi bagi Tercapainya Pembangunan Berkelanjutan” hadir di hadapan kita semua, sebagai buah pikiran dari kemitraan yang telah dijalin Pusat Strategi Kebijakan Multilateral (PSKM) – Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) dengan Center for International Relations Studies, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (CIReS LPPSP) – FISIP Universitas Indonesia.


KSS bukanlah konsep yang baru bagi Indonesia. Akar sejarahnya dapat ditarik sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan tahun 1955, terutama dari semangat dekolonisasi pada masa itu. KSS lantas hadir sebagai pengejawantahan solidaritas negara-negara berkembang melalui perwujudan kerja sama ekonomi dan teknik. KSS hadir sebagai alternatif kerja sama pembangunan internasional yang semula didominasi oleh negara-negara Utara. Dengan berbagai proyek yang berbasiskan pada kegiatan berbagi pengalaman, seperti pertukaran keahlian teknologi, konsep KSS kemudian diadopsi oleh PBB pada tahun 1978 melalui Buenos Aires Plan of Action (BAPA) on Technical Cooperation among Developing Countries.


Program KSS Indonesia telah diimplementasikan secara rutin sejak tahun 1980-an. Namun demikian, perkembangan KSS Indonesia selama satu dekade terakhir cukup signifikan dari jumlah dan jenis program yang dilaksanakan. Meskipun KSS telah hadir selama beberapa dekade, tetap perlu upaya serius untuk membuat skema kerja sama ini agar semakin dikenal secara luas oleh masyarakat. Buku ini hadir sebagai penambah khazanah berpikir kita semua. Selain memberikan gambaran apa itu KSS, buku ini utamanya menyigi bagaimana KSS telah berkontribusi pada upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030.

KSS dapat meningkatkan jenama (branding) Indonesia di mata internasional sehingga soft power kita akan menjadi lebih kokoh di satu sisi, sementara di lain hal, semakin kuat implementasi program-program KSS, baik secara kuantitas maupun kualitas, diharapkan akan semakin dekat kita dengan pencapaian TPB 2030.
Indonesia juga telah meningkatkan perannya dalam KSS sebagai new emerging donors yang dapat melaksanakan peran ganda, sebagai penerima dan sekaligus sebagai pemberi bantuan. KSS Indonesia di masa depan sejatinya mencerminkan ‘diplomasi tangan di atas’.

About the Author: admin

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *