Arsitektur Samin:
Jalin Sedulur, Bangun Saka Kehidupan

Segera Terbit

Arsitektur Samin: Jalin Sedulur, Bangun Saka Kehidupan

Catatan Perjalanan Ekskursi Arsitektur UI 2022

Editor:
Farah Febrina
Fauzan Hadi Yasin
Nabila Syafitri
Nadia Putri Humaira
Kontributor:
Tim Besar Ekskursi Wong Sikep 2022

Perkiraan Harga Jual: Rp. 120.000

ebuah buku tentang arsitektur rumah vernakular Samin yang diceritakan lewat catatan etnografi perjalanan Ekpedisi Ekskursi Wong Sikep, kini telah terbit. Peraihan pengetahuan rumah vernakular Wong Sikep dengan pendekatan empirik ini pantas mendapat apresiasi mengingat prosesnya melewati waktu yang panjang dengan banyak megneluarkan tenaga dan fikiran. Semuanya itu dituangkan para penulis untuk mencapai kualitas buku akademik yang dapat dinikmati oleh publik.


Cerita perjalanan para penulis bertemu dengan dan tenggelam kedalam kehidupan masyarakat Wong Sikep di Blora dan di Brojonegoro merupakan hasil ketelitian kerja obervasi and investigasi. Pengumpulan data oleh para penulis di lapangan melalui interaksi langsung dengan Wong Sikep dalam kurun waktu lebih kurang empat belas hari telah menghasilkan 7 bab. Kesimpulan dari pembahasan tiap bab menggambarkan kontribusi ajaran hidup dan kehidupan sedulur sikep menjadi pusat episentrum pembentukan rupa dan ruang arsitektur rumah serta permukiman sedulur sikep.


Komunikasi selama pembauran diri peneliti dengan Wong Sikep memunculkan keutamaan cerita kehidupan keseharian masyarakat yang lebih banyak menghiasi deskripsi arsitektur rumah atau bisa juga disebut omah. Artinya, aspek sosial dan budaya Wong Sikep ini terasa perlu dibahas jauh sebelum para penulis mulai menjelaskan arsitektur omah. Sesungguhnya Paul Oliver dalam magnum opus Verancular Architecture of the World (1997) menekankan pentingnya penelitian arsitektur vernakular mencakup kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional selain mencatat sistem sosial budaya atau adat istiadat setempat.

ebuah buku tentang arsitektur rumah vernakular Samin yang diceritakan lewat catatan etnografi perjalanan Ekpedisi Ekskursi Wong Sikep, kini telah terbit. Peraihan pengetahuan rumah vernakular Wong Sikep dengan pendekatan empirik ini pantas mendapat apresiasi mengingat prosesnya melewati waktu yang panjang dengan banyak megneluarkan tenaga dan fikiran. Semuanya itu dituangkan para penulis untuk mencapai kualitas buku akademik yang dapat dinikmati oleh publik.
Cerita perjalanan para penulis bertemu dengan dan tenggelam kedalam kehidupan masyarakat Wong Sikep di Blora dan di Brojonegoro merupakan hasil ketelitian kerja obervasi and investigasi. Pengumpulan data oleh para penulis di lapangan melalui interaksi langsung dengan Wong Sikep dalam kurun waktu lebih kurang empat belas hari telah menghasilkan 7 bab. Kesimpulan dari pembahasan tiap bab menggambarkan kontribusi ajaran hidup dan kehidupan sedulur sikep menjadi pusat episentrum pembentukan rupa dan ruang arsitektur rumah serta permukiman sedulur sikep.
Komunikasi selama pembauran diri peneliti dengan Wong Sikep memunculkan keutamaan cerita kehidupan keseharian masyarakat yang lebih banyak menghiasi deskripsi arsitektur rumah atau bisa juga disebut omah. Artinya, aspek sosial dan budaya Wong Sikep ini terasa perlu dibahas jauh sebelum para penulis mulai menjelaskan arsitektur omah. Sesungguhnya Paul Oliver dalam magnum opus Verancular Architecture of the World (1997) menekankan pentingnya penelitian arsitektur vernakular mencakup kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional selain mencatat sistem sosial budaya atau adat istiadat setempat.

Tampak bahwa omah Wong Sikep tidak memberi tempat bagi kehadiran simbol-simbol budaya, baik yang melekat pada konstruksi ataupun artefak budaya yang berdiri sendiri. Artefak plakat bertuliskan pedoman hidup di Dusun Jepang atau tulisan berbingkai ajaran Samin Desa Klopoduwur justru dijadikan benda dekorasi yang fungsional.
Riset arsitektur vernakular pada umumnya dapat dibagi kedalam 2 kategori. Riset yang bersifat hard science, fokus pada observasi dan investigasi struktur-konstruksi atau sistem bangunan dan material. Kategori ini memperhatikan unsur arsitektur sebagai benda yang berwujud (tangible). Sebaliknya soft science mendalami sosial budaya yang berupa benda tak berwujud (intangible).
Inilah yang dilakukan oleh tim Ekskursi Sedulur Sikep 2023. Sekalipun tujuan utama program Ekskursi adalah dokumentasi, kususnya arsitektur rumah vernakular, namun untuk mencapai pemahaman rumah masyarakat tradisional secara lengkap maka metoda pengambilan data dilakukan bagaikan penelitian etnografi

About the Author: admin

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *