Safeguarding Indonesia’s Interest in the LEO Orbit: Emerging Threats to Space Sustainability and Risks to Indonesia’s Digital Connectivity and Space Economy

Segera Terbit

Safeguarding Indonesia’s Interest in the LEO Orbit: Emerging Threats to Space Sustainability and Risks to Indonesia’s Digital Connectivity and Space Economy

Penulis : Kalamullah Ramli, Y. Suryanto, Meiditomo Sutyarjoko

Perkiraan Harga Jual ; Rp. 48.000

Ekonomi antariksa baru ditandai dengan munculnya aktor swasta-komersial sebagai alternatif peluncuran antariksa, serta aktor swasta yang membangun dan memiliki penyebaran besar infrastruktur ruang angkasa, yaitu konstelasi satelit. Turunnya biaya peluncuran ruang angkasa telah memicu peningkatan yang signifikan dalam penyebaran jaringan satelit di orbit terdekat ke bumi (Low Earth Orbit, atau LEO). Beberapa pelaku komersial ini terintegrasi secara vertikal – memiliki kemampuan peluncuran serta mengerjakan pembangunan infrastruktur luar angkasa (armada satelit). Ada sekitar 5.000 satelit operasional di orbit, dimana sekitar 4.000 beroperasi dari LEO. Konstelasi satelit LEO baru sedang digunakan dalam urutan puluhan ribu, dan perkiraan menunjukkan bahwa jumlah satelit LEO dapat mencapai lebih dari 100.000 pada tahun 2030.

LEO, sebagai sumber daya yang dibagikan secara global, terbatas dan tunduk pada kerentanan yang sama yang dihadapi oleh sumber daya alam terbatas lainnya: persaingan yang tidak diatur menyebabkan kegagalan pasar atau distorsi pasar, dan eksploitasi yang tidak terukur akan menyebabkan eksternalitas negatif yang dapat membahayakan kegunaan ekosistem ruang angkasa kita untuk komersial, pemerintah dan tujuan ilmiah. Beberapa dari efek ini akan mencakup risiko monopoli yang timbul dari integrasi vertikal dan lanskap komersial yang tidak diatur di LEO, puing-puing ruang angkasa dari jaringan LEO yang gagal atau dinonaktifkan secara tidak tepat, puing-puing yang menyebabkan penurunan keselamatan penerbangan, dan penyitaan sumber daya LEO ke komunitas global karena “penggerak pertama” mengambil semua ruang orbit utama di LEO.

Indonesia sangat bergantung pada infrastruktur digital berbasis ruang angkasa karena geografi kita yang menantang dan kebutuhan kita untuk menghubungkan seluruh masyarakat Indonesia di darat, laut, dan udara. Oleh karena itu, kita harus mengamankan akses jangka panjang kita ke luar angkasa dan untuk itu kita perlu memastikan orbit LEO tersedia bagi kita secara adil, terbuka untuk diakses oleh semua operator, dan untuk menjaganya tetap bebas dari risiko tabrakan dan puing-puing. Para pakar Indonesia harus berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran bangsa akan isu-isu ini, untuk mengangkat isu ini ke tingkat yang lebih tinggi

The new space economy is characterized by the emergence of private-commercial actors as alternatives for space launching, as well as private actors building and owning large deployments of space infrastructure, namely satellite constellations. The resulting lower costs of space launches has triggered a significant increase in the deployment of satellite networks in the closest orbit to earth (Low Earth Orbit, or LEO). Some of these commercial actors are vertically integrated – owning the launching capability as well working on the build of very space infrastructure (satellite fleets). There are around 5,000 operational satellites in orbit, of which around 4,000 operate from LEO. New LEO satellites constellations are being deployed in the order of tens of thousands, and estimates suggest that the number of LEO satellites could reach more than 100,000 by 2030. 

LEO, as a globally shared resource, is limited and subject to the same susceptibilities other limited natural resources face: unregulated competition leads to market failure or market distortion, and unmeasured exploitation would lead to negative externalities that could endangeour the usefulness of our space ecosystem for commercial, government and scientific purposes. Some of these effects would include the risks of monopolies arising from vertical integration and unregulated commercial landscape in LEO, space debris from failed or inapropriately decommissioned LEO networks, debris causing degradation to safety of flight, and the foreclosure of the LEO resource to the global community due to “first movers” taking up all of the prime orbital space in LEO.

Indonesia is highly reliant on space-based digital infrastructure due to our challenging geography and our need to connect all Indonesians across land, sea, and air.  Therefore, we must secure our long-term access to space and for that we need to make sure the LEO orbit is available to us on equitable basis, open for all operators to access, and to keep it free from collision risks and debris.  Indonesia’s experts must collaborate to increase raise nation’s awareness on these issues, to escalate the issue to a higher level.

Buku – Buku UI Publishing dapat di peroleh Gramedia dan toko toko buku lainnya

dapat pula di beli secara online di berbagai market place

Keterangan lebih lanjut mengenai buku dan penerbitan buku ber ISBN di UI Publishing dapat menghubungi UI Publishing di

email : desain@uipublishing.com

WA : 0818436500

Untuk menghubungi via WA dapat langsung klik link dibawah ini

wa.me/62818436500

About the Author: admin

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *