Modul Pelatihan Deteksi Dini Disabilitas Akibat Untuk Tenaga Kesehatan Dan Kader Kesehatan Kusta

Segera Terbit 

Modul Pelatihan Deteksi Dini Disabilitas Akibat Untuk Tenaga Kesehatan Dan Kader Kesehatan Kusta

Oleh : Tim Katamataku

Editor :Dr. dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE Dr. dr. Sri Linuwih Menaldi, SpKK(K) Dr. dr.Luh Karunia Wahyuni, SpKFR(K)

Perkiraan Harga Jual : Rp. 44.000

Kusta merupakan penyakit tropis yang terabaikan, masih terjadi di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 200.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Penyakit Kusta masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia, hingga saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia setelah India dan Brazil. Meskipun relatif lambat dan tidak signifikan, angka prevalensi penyakit Kusta di Indonesia terus menurun. Penyakit ini menyebabkan deformitas fisik terbanyak dibandingkan dengan penyakit menular lainnya. Stigma pada Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) menghambat deteksi dini dan menyebabkan diskriminasi.
Disabilitas akibat penyakit kusta dapat memberikan dampak sosial, ekonomi dan psikologis, serta menimbulkan stigma buruk dari masyarakat yang berujung pada diskriminasi. Selain menimbulkan kelainan pada kulit, kusta dapat menyebabkan disabilitas pada ekstremitas yaitu tangan dan kaki, serta pada mata. Irawati dkk (2018), pada penelitian di komunitas OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) Sitanala, Jawa Barat dengan 260 subjek didapatkan angka disabilitas pada kaki sebesar 92%, tangan 87,7% dan mata 52,5%, serta 5,8% di antaranya telah mengalami kebutaan.
Salah satu indikator program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, ialah proporsi kasus kusta baru tanpa cacat sebesar lebih dari 90% di akhir tahun 2024. Data KEMENKES 7 April 2021 menunjukkan bahwa masih terdapat 7 provinsi yang belum eliminasi kusta, yaitu Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yaitu eliminasi kusta di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia di akhir tahun 2024. The Leprosy Mission memiliki visi agar tidak ada lagi transmisi penyakit kusta di tahun 2035 (Leprosymission.org)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tim KATAMATAKU (Identifikasi Tanda-tanda Mata, Ekstremitas, Kulit pada Kusta) yang diinisiasi oleh Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Departemen Dermatologi dan Venereologi serta Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, melakukan beberapa program untuk penderita kusta maupun OYPMK. Program tersebut antara lain hibah pengabdian masyarakat Universitas Indonesia yang dimulai pada tahun 2018 dengan melakukan pembinaan dan pemeriksaan kesehatan OYPMK di pemukiman kusta Sitanala, Tangerang, Banten.

Buku – Buku UI Publishing dapat di peroleh Gramedia dan toko toko buku lainnya

dapat pula di beli secara online di berbagai market place

Keterangan lebih lanjut mengenai buku dan penerbitan buku ber ISBN di UI Publishing dapat menghubungi UI Publishing di

email : desain@uipublishing.com

WA : 0818436500

Untuk menghubungi via WA dapat langsung klik link dibawah ini

wa.me/62818436500

About the Author: admin

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *